BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Friday, June 19, 2009

Examinitis


Kecut perut? Hilang selera makan? Tidur tidak lena? Hilang fokus? Ini merupakan simptom-simptom serangan examinitis yang selalunya menyerang kawasan kota dan bandar-bandar besar di seluruh dunia. Penyakit ini tidaklah begitu kronik jika mahu diukur dengan skala kemanusian seperti mana yang dihadapi oleh sebahagian manusia di Palestin, Darfur, Iraq, Filipina, Selatan Thailand dan banyak lagi. Apatah lagi jika mahu dinilai dengan neraca Ilahi yang mana sesiapa yang mengidapnya akan dirawat di bahagian pesakit luar. Namun setiap yang kecil jika tidak disikapi dan dihadapi dengan cara yang sepatutnya boleh mendatangkan kesan yang amat memudaratkan. Begitu juga dengan penyakit examinitis ini. Malahan keaadaan pesakit akan bertambah buruk sekiranya tidak menyedari akan terdapatnya penyakit ini pada dirinya sepertimana keadaan manusia pada hari ini yang kebanyakkannya tidak menyedari akan kesakitan yang mereka hadapi yang menyebabkan mereka terus menerus berada di dalam kesengsaraan. Maka di sini disertakan maklumat lanjut tentang examinitis dan cara menghadapinya.

Nama saintifik: Examinitis

Golongan sasar yang mudah dijangkiti:

Semua golongan yang berada di institusi-institusi pendidikan terutamanya golongan muda yang berumur 17-26 tahun

Most vulnerable:

· Pelajar tajaan yang mempunyai perjanjian dengan penaja

· Ciri-ciri lain yang tidak dapat disenaraikan

Tanda-tanda awal:

· Sudah tidak PD (baca PeDe atau mudahnya percaya diri)

o Tidak mendapat keputusan yang diharapkan

o Mencuba tetapi masih merasa hampa

o Gagal mengesani punca yang membawa kepada hilang percaya diri

o Tertekan dengan expectation masyarakat (baca bisikan halus dari dalam diri yang mendatangkan gambaran-gambaran negatif )

· Dan lain-lain lagi yang sukar untuk diperkatakan namun mudah untuk digambarkan

Bagi sesiapa yang mengidapnya, di sini disertakan beberapa kaedah tradisional yang tidak luput ditelan zaman semenjak ratusan tahun yang lampau.

· Ambil wudhu dan mulakan analisa diri secara telus dan tulus

o Berikut disertakan sebahagian checklist analisa;

§ Keikhlasan niat dan perbuatan

§ Usaha yang tersusun dan berterusan

§ Kefahaman akan konsep usaha dan tawakal

§ kefahaman terhadap keperluan dan pergantungan kepada Allah

· Memahami bacaan dalam solat dan zikir al-mathurat

o sebagai contohnya:

286. Allah tidak memberati seseorang melainkan apa Yang terdaya olehnya. ia mendapat pahala kebaikan Yang diusahakannya, dan ia juga menanggung dosa kejahatan Yang diusahakannya. (Mereka berdoa Dengan berkata): “Wahai Tuhan kami! janganlah Engkau mengirakan Kami salah jika Kami lupa atau Kami tersalah. Wahai Tuhan Kami ! janganlah Engkau bebankan kepada Kami bebanan Yang berat sebagaimana Yang telah Engkau bebankan kepada orang-orang Yang terdahulu daripada kami. Wahai Tuhan kami! janganlah Engkau pikulkan kepada Kami apa Yang Kami tidak terdaya memikulnya. dan maafkanlah kesalahan kami, serta ampunkanlah dosa kami, dan berilah rahmat kepada kami. Engkaulah Penolong kami; oleh itu, tolonglah Kami untuk mencapai kemenangan terhadap kaum-kaum Yang kafir”.


  • Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah kamu bersedih hati
    • Telaahlah buku La Tahzan Jangan Bersedih (Don’t Be Sad). Author: Aidh Abdullah Al-Qarni. Sedikit keratan buat menggugah jiwa:
    • Orang-orang yang berwawasan sempit senantiasa melihat seluruh alam
      ini seperti apa yang mereka alami. Mereka tidak pernah memikirkan apa
      yang terjadi pada orang lain, tidak pernah hidup untuk orang lain, dan
      tidak pernah memperhatikan sekitarnya. Memang ada kalanya kita harus
      memikirkan diri kita sendiri dan menjaga jarak dari sesama, yaitu tatkala
      kita sedang melupakan kepedihan, kegundahan, dan kesedihan kita. Dan,
      itu artinya kita dapat mendapatkan dua hal secara bersamaan:
      membahagiakan diri kita dan tidak merepotkan orang lain.
      Satu hal mendasar dalam seni mendapatkan kegembiraan adalah
      bagaimana mengendalikan dan menjaga pikiran agar tidak terpecah. Apalagi
      bila Anda tidak mengendalikan pikiran Anda dalam setiap melakukan
      sesuatu, niscaya ia tak akan terkendali. la akan mudah membawa Anda
      pada berkas-berkas kesedihan masa lalu. Dan pikiran liar yang tak terkedali
      itu tak hanya akan menghidupkan kembali luka lama, tetapi juga
      membisikkan masa depan yang mencekam. Ia juga dapat membuat tubuh
      gemetar, kepribadian goyah, dan perasaan terbakar. Karena itu, kendalikan
      pikiran Anda ke arah yang baik dan mengarah pada perbuatan yang
      bermanfaat.
      {Dan, bertawakallah kepada Dzat Yang Maha Hidup dan tidak pernah mati.}
      (QS. Al-Furqan: 5
      8)
  • Life is a test so look forward and start working briliantly

sumber: http://bahantarbiyyah.info/v4/content/view/54/48/

Tuesday, June 9, 2009

MAJLIS SOLAT HAJAT




Tarikh: 11 Jun 2009/17 Jamadilakhir 1430H

Masa: 5.30 petang

Tempat: Musolla asy-syifaa'


Tentatif program: 5.30-6.30 ptg= Solat maghrib berjemaah
Solat hajat berjemaah

Bacaan Yasin

6.30 ptg= Solat Isyak berjemaah

Tazkirah ringkas
Jamuan

Semua muslimin dan muslimat dijemput hadir. Makanan disediakan dengan bayaran sebanyak rp 5000.

Friday, May 8, 2009

A monologue

“I’m so tired.”
“Tired of what?”
“Of all these people judging me.”
“Who judged you?”
“Like that woman, every time I sit with her, she tells me to wear hijab.”
“Oh, hijab and music! The mother of all topics!”
“Yeah! I listen to music without hijab…haha!”
“Maybe she was just giving you advice.”
“I don’t need her advice. I know my religion. Can`t she mind her own business?”
“Maybe you misunderstood. She was just being nice.”
“Keeping out of my business, that would be nice…”
“But it’s her duty to encourage you do to good.”
“Trust me. That was no encouragement. And what do you mean `good` ?”
“Well, wearing hijab, that would be a good thing to do.”
“Says who?”
“It’s in the Qur’an, isn’t it?”
“Yes. She did quote me something.”
“She said Surah Nur, and other places of the Qur’an.”
“Yes, but it’s not a big sin anyway. Helping people and praying is more important.”
“True. But big things start with small things.”
“That’s a good point, but what you wear is not important. What’s important is to have a good healthy heart.”
“What you wear is not important?”
“That’s what I said.”
“Then why do you spend an hour every morning fixing up?”
“What do you mean?”
“You spend money on cosmetics, not to mention all the time you spend on fixing your hair and low-carb dieting.”
“So?”
“So, your appearance IS important.”
“No. I said wearing hijab is not an important thing in religion.”
“If it’s not an important thing in religion, why is it mentioned in the Holy Qur’an?”
“You know I can’t follow all that’s in Qur’an.”
“You mean God tells you something to do, you disobey and then it’s OK?”
“Yes. God is forgiving.”
“God is forgiving to those who repent and do not repeat their mistakes.”
“Says who?”
“Says the same book that tells you to cover.”
“But I don’t like hijab, it limits my freedom.”
“But the lotions, lipsticks, mascara and other cosmetics set you free?!
What`s your definition of freedom anyway?”

“Freedom is in doing whatever you like to do.”
“No. Freedom is in doing the right thing, not in doing whatever we wish to do.”

“Look! I’ve seen so many people who don’t wear hijab and are nice people, and so many who wearhijab and are bad people.”
“So what? There are people who are nice to you but are alcoholic. Should we all be alcoholics? You made a stupid point.”
“I don’t want to be an extremist or a fanatic. I’m OK the way I am without hijab.”
“Then you are a secular fanatic. An extremist in disobeying God.”
“You don’t get it, if I wear hijab, who would marry me?!”
“So all these people with hijab never get married?!”
“Okay! What if I get married and my husband doesn’t like it? And wants me to remove it?”
“What if your husband wants you to go out with him on a bank robbery?!”
“That’s irrelevant, bank robbery is a crime.”
“Disobeying your Creator is not a crime?”
“But then who would hire me?”
“A company that respects people for who they are.”
“Not after 9-11″
“Yes. After 9-11. Don’t you know about Hanan who just got into med school?
And the other one, what was her name, the girl who always wore
a white hijab…ummm…”

“Yasmeen?”
“Yes. Yasmeen. She just finished her MBA and is now interning for GE.”
“Why do you reduce religion to a piece of cloth anyway?”
“Why do you reduce womanhood to high heals and lipstick colors?”
“You didn’t answer my question.”
“In fact, I did. Hijab is not just a piece of cloth. It is obeying God in a difficult environment. It is courage, faith in action, and true womanhood.
But your short sleeves, tight pants…”

“That’s called `fashion`, you live in a cave orsomething? First of all, hijab was founded by men who wanted to control
women.”
“Really? I did not know men could control women by hijab.”
“Yes. That’s what it is.”
“What about the women who fight their husbands to wear hijab? And women in France who are forced to remove their hijab by men? What do you say about that?”
“Well, that’s different.”
“What difference? The woman who asked you to wear hijab…she was a woman, right?”
“Right, but…”
“But fashions that are designed and promoted by male-dominated corporations, set you free? Men have no control on exposing women and using them as a commodity?! Give me a break!”
“Wait, let me finish, I was saying…”
“Saying what? You think that men control women by hijab?”
“Yes.”
“Specifically how?”
“By telling women how and what to wear, dummy!”
“Doesn’t TV, magazines and movies tell you what to wear, and how to be `attractive’?”
“Of course, it’s fashion.”
“Isn’t that control? Pressuring you to wear what they want you to wear?”
[Silence]
“Not just controlling you, but also controlling the market.”
“What do you mean?”
“I mean, you are told to look skinny and anorexic like that woman on the cover of the magazine, by men who design those magazines and sell those products.”
“I don’t get it. What does hijab have to do with products.”
“It has everything to do with that. Don’t you see? Hijab is a threat to consumerism, women who spend billions of dollars to look skinny and live by standards of fashion designed by men…and then here is Islam, saying trash all that nonsense and focus on your soul, not on your looks, and do not worry what men think of your looks.”
“Like I don’t have to buy hijab? Isn’t hijab a product?”
“Yes, it is. It is a product that sets you free from male-dominated consumerism.”
“Stop lecturing me! I WILL NOT WEAR HIJAB!
It is awkward, outdated, and totally not suitable for this society … Moreover, I am only 20 and too young to wear hijab!”
“Fine. Say that to your Lord, when you face Him on Judgment Day.
“Fine.”
“Fine.”
[Silence]
“Shut up and I don’t want to hear more about hijab niqab schmijab Punjab!”
[Silence]
She stared at the mirror, tired of arguing with herself all this time.
Successful enough, she managed to shut the voices in her head, with her own opinions triumphant in victory on the matter, and a final modern decision accepted by the society – but rejected by the Faith:
“Yes!” – to curls on the hair – “No!” – to hijab!

“And he(/she) is indeed a failure who corrupts it [the soul]!”
[Holy Quran,Surah As-Syams 91:10]

“Nay! You prefer the life of this world; While the hereafter is better and
more lasting.”[Holy Quran, Surah Al-A’la: 87:16-17]

“You are the best community (Ummah) raised up for (the benefit of) humanity; enjoining what is right and forbidding what is wrong and believing in Allah.”[Holy Quran, Surah Ali Imran: 3:110]

originated from (http://aliimranzone.blogspot.com)

Friday, May 1, 2009

Troubles everywhere. Why?

A person's mind and thoughts can travel the world until there is
nothing left to explore. There are no boundaries to where the mind
can go, which is why that there are so many fields of knowledge and
experiences that people can achieve.

The knowledge of human beings spans the highest mountains to the
deepest oceans. Mankind has explored everything: deserts, wastelands,
the heart of the planet, all rivers large and small, even the
intricacies of the human brain.

On its journey of discovery, the human mind has wandered all four
corners of the globe. The mind has roamed and explored the deepest
jungles, learning about the creatures that inhabit it and other
natural treasures. All the resources of the world have been explored
by their minds.

The world seems to have shrunk under the scrutiny of those who study
every aspect of it. There is nothing that people have not seen and
analysed. All the secrets of the world are out in the open.

That is how great the human mind is in exploring every corner of the
world. And this has yet to consider the additional exploring that can
be done when the physical body can travel along with the mind,
enabling closer study and the reveal of more secrets of God's world.

It is with the power of the human intellect that the planet's secrets
are revealed, as though the human brain is a bird, soaring over the
world freely. The world is akin to an open book, with its contents
visible to anyone to read.

If that is the state of the human brain, it is free to roam the world
at will. This is the extraordinary ability of the human mind as
created by God Al Mighty, the Most Powerful.

Still, although the ability of the human mind seems to be without
boundaries, at the same time the human soul is becoming narrower and
more restricted because the faith is weak when the person is not with
God. Their lives are difficult and tormented without God, as though
they are in living in a darkened cell. At these times even the brain
with all its abilities cannot help them. It, too, will be trapped in
the darkness. All thoughts and knowledge will be powerless.

Where is the proof? There is a great deal of evidence, we need only
to look around at the world we live in today. For example, whenever
times are difficult, such as being hit, being criticised by the
spouse, bankruptcy, losing a job, falling ill, having broken bones,
being caught and put in jail, and so on so forth, the soul feels
trapped and screaming for help, because the iman is weak or lacking
altogether. The soul suffers. The wide world feels small and
confined, and the body feels like it has been buried alive. The mind
that was previously free and independent, rich in knowledge and
flying all over the world cannot help. Thoughts run wild. Feelings go
haywire, principles are abandoned, confidence is lost.

It is only then that we understand, if only the mind has strength but
the soul is weak, then in the end the mind will also be affected and
lose its usefulness, affecting everything else in the person. Their
characteristics, habits, morals and behaviour will change. In fact,
the only things that won't change are their name and the colour of
their skin. But all that is within them will change completely. Those
around them would be shocked speechless to see the changes that come
through.

That is what happens when the soul is weak and lacking in faith. The
person will feel trapped whenever hardships occur. They are akin to a
bird trapped in a cage, rattling and pecking and wrestling the bars
in a futile attempt to free themselves, driven by madness and
desperation.

This is why in Islam, everyone is commanded not only are they to
strength their minds, it is more important to strengthen their souls.
The soul is to be strengthened with faith and the traits of God
fearing [taqwa], so that when they are tested, the soul will not
suffer in agony. All their confidence and principles in their
religion would not sway. Their mind will continue to function
properly because the soul is stable and unaffected.

Thus, let us not say that our soul is trapped by worldly problems.
Let us not confine out soul in the torment of the lust [nafs] that
naturally do no want our souls to be free and independent. Let us not
let our soul suffer from the hardships that come our way. We should
let our souls free to explore not only the four corners of this
world, but also the after death world (malakut world), spiritual
world and the hereafter, so that it is as free as it can possible be
from all restrictions.

In addition, what is more important is that people constantly keep
their spirits close to God. They should bring God with them wherever
they go, and so they are never alone. Let us make God our spiritual
friend. We should not turn our back on our opportunity to be close to
God.

The Veil


They say, Oh, poor girl, you’re so beautiful you know
It’s a shame that you cover up your beauty so.

She just smiles and graciously responds reassuringly,
This beauty that I have is just one simple part of me,
This body that I have, no stranger has the right to see,
These long clothes, this shawl I wear, ensure my modesty,
Faith is more essential than fashion, wouldn’t you agree?

This hijab,
This mark of piety,
Is an act of faith, a symbol,
For the world to see.
A simple cloth, to protect her dignity.
So lift the veil from your heart to see the heart of purity.

They tell her, girl, don’t you know?
This is the West and you are free?
You don’t need to be oppressed, ashamed of your feminity.
She just shakes her head and
She speaks so assuredly

See the bill-boards and the magazines
That line the check-out isles,
With their phony painted faces and their
Air-brushed smiles?
Well their sheer clothes and low cut gowns
They are really not for me,
You call it freedom, I call it anarchy.

This hijab,
This mark of piety,
Is an act of faith, a symbol,
For all the world to see,
A simple cloth, to protect her dignity.

So lift the veil from your heart to see the heart of purity,
Lift the veil from your heart to seek the heart of purity.

Wednesday, April 29, 2009

Tukang cukur dan Tuhan


Seorang konsumen datang ke tempat tukang cukur untuk memotong rambut dan merapikan brewoknya.

Si tukang cukur mulai memotong rambut konsumennya dan mulailah terlibat pembicaraan yang mulai menghangat.

Mereka membicarakan banyak hal dan berbagai variasi topik pembicaraan, dan sesaat topik pembicaraan beralih tentang Tuhan.

Si tukang cukur bilang,"Saya tidak percaya Tuhan itu ada".

"Kenapa kamu berkata begitu?" timpal si konsumen.

Sahut si tukang cukur, "Begini, coba Anda perhatikan di depan sana, di jalanan.... untuk menyadari bahwa Tuhan itu tidak ada. Lalu katakan kepadaku, jika Tuhan itu ada, adakah orang yang sakit? Adakah anak yang terlantar?"


Lanjutnya, "Jika Tuhan ada, tidak akan ada sakit ataupun kesusahan. Saya tidak dapat membayangkan Tuhan katanya Yang Maha Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi."

Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon karena dia tidak ingin memulai adu pendapat.

Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si konsumen pergi meninggalkan tempat si tukang cukur.

Beberapa saat setelah si konsumen meninggalkan ruangan itu, ia melihat ada orang di jalan dengan rambut yang panjang, berombak kasar "mlungker-mlungker" (istilah Jawa-nya), kotor dan brewok yang tidak dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat.

Lalu si konsumen balik ke tempat tukang cukur dan berkata,"Kamu tahu, sebenarnya TIDAK ADA TUKANG CUKUR."

Si tukang cukur tidak terima," Kamu kok bisa bilang begitu? Saya ada di sini dan saya tukang cukur. Dan barusan saya mencukurmu!"

"Tidak!" elak si konsumen. "Tukang cukur itu tidak ada, sebab jika ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang di luar sana," si konsumen menambahkan.

"Ah tidak, tapi tukang cukur tetap ada!" sanggah si tukang cukur. "Apa yang kamu lihat itu adalah salah mereka sendiri, kenapa mereka tidak datang ke saya," jawab si tukang cukur membela diri.

"Cocok!" kata si konsumen menyetujui. "Itulah point utama-nya! Sama dengan Tuhan, TUHAN ITU JUGA ADA! Tapi apa yang terjadi? Orang-orang TIDAK MAU DATANG kepada-NYA, dan TIDAK MAU MENCARI-NYA. Oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini."

Si tukang cukur pun akhirnya dengan malu-malu manggut-manggut menyetujui argumen ini.

Tuesday, April 21, 2009

FRUITFULL INFORMATION



Do You know what will be the first thing that will be asked from this Ummah

Five Prayers



Do you know what was the first prayer offered By Mohammad S.A.W

It Was Duhr Prayer



Do you know who will be the first one entering Jannah

He will be Prophet Mohammad S.A.W



Do you know who will be the first Ummah Entering Jannah
It will be Ummah of Prophet Mohammad S.A.W



Do you know who is the first one who say Azan in heaven
He was Jibrail A.S



Do you know who first predicted the hours to be twelve

It was Nooh A.S, who did this when he was on boat to find out the times for prayers



Do you know who was the first person who said SUBHANA RABBI AL AALA

He was Israfeel A.S



Do you know what was the first ayah revealed from Al-Quran

It was Surah Al-Alaq Ayah 1


Do you know who first wrote with pen

He was Hazrat Idrees A.S



Do you know what was the last ayah revelaed from Al-Quran

It was Al-Baqara Ayah 281



Do you know what was the fist verse revealed from Torah
It was Bismillah hir rahman nir raheem



Do you know what is the MO St Supreme Ayah in Quran

Its Ayat Al-Kursi -------Al-Baqara Ayah 255




Whoever said SUBHAN ALLAHi WA BIHAMDIHI hundred 100 times,

All his sins will be forgiven even if they are as much as foam of the sea.


WHoever will say LAILLAHA ILLA ANTA SUBHANAKA INNI KUNTU MINAZ ZALIMEEN,
Whenever he is in sorrow,
Allah will take away all his sorrows
Just like he saved YUNUS A.S, when he was inside the fish.



The Prophet said, "(There are) two words which are dear to the Beneficent (Allah) and very light (easy) for the tongue (to say), but very heavy in weight in the balance.
They are:Subhan Allah WA-bi hamdihi' and 'Subhan Allah Al-'Azim."


Tuesday, March 31, 2009

MAJLIS SOLAT HAJAT




Tempat: Musolla Asy-Syifaa'
Hari: Khamis
Tarikh: 2/4/2009 (6 Rabiul Akhir 1430H)
Masa: 5.45 petang

Sila berpakaian sopan dan membawa buku Surah Yasin masing-masing


Aturcara Majlis

1. Solat Maghrib
2. Solat Hajat
3. Bacaan Yasin
4. Solat Isya’

Setiap rumah diminta untuk
menyediakan makanan bagi
memeriahkan lagi majlis

Friday, March 27, 2009

MARI KITA KE USRAH




TAJUK: SOLAT


TARIKH: 28/3/2009 (1 RABIUL AKHIR 1430H)
TEMPAT: MUSOLLA ASY-SYIFA'
MASA: 3 PETANG (BA'DA ASAR)
PAKAIAN SOPAN


SEMUA MUSLIMIN DAN MUSLIMAT DIJEMPUT HADIR

FAHAMI UJIAN SAKIT

Nikmat kesihatan dan kelapangan adalah dua perkara yang seringkali dilupakan dan diabaikan, kecuali apabila telah datang waktu sakit dan waktu sibuk. Perkara ini telah disebut oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sebuah hadis riwayat Ibnu ‘Abbas Radhiallahu ‘anhuma:



Maksudnya: Ada dua (jenis) nikmat yang kebanyakkan orang terlalai olehnya, iaitu kesihatan dan waktu lapang (senggang).

(Hadis riwayat al-Bukhari)



Sepatutnya manusia apabila memperolehi nikmat kesihatan dan kesenangan duniawi (kelapangan) akan merasa syukur dan puas, kerana merasakan sebahagian daripada keperluannya sudah mencukupi. Ini dikuatkan oleh hadis Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh Abu ad-Darda’:



Maksudnya: Sesiapa (di antara kamu) pada waktu pagi (berada) dalam keadaan sihat tubuh badannya dan aman jiwanya, mempunyai makanan pada hari itu, maka seolah-olah bagaikan dunia telah menjadi milik baginya.

Ibnu Hibban (Hadis riwayat)





Sakit Dan Jenisnya



Sesiapa jua, tanpa pengecualian, pernah sakit dan pasti suatu waktu akan menghadapi sakit. Samada seseorang itu menderita sesuatu penyakit akibat sebab-sebab tertentu ataupun ditimpa sakit secara mengejut atau tiba-tiba sahaja tanpa sebab yang jelas. Manakala orang-orang yang tidak pernah menghadapi sakit adalah suatu perkara luar biasa.



Tahap atau jenis penyakit itu juga berperingkat, sebahagiannya menghidap penyakit yang ringan saja dan sebahagiannya pula menghidap penyakit yang serius. Manakala proses sembuh juga berbeza, sesetengah pesakit ada kalanya sembuh dengan cepat, ada pula yang lambat atau tiada sembuh langsung.



Terdapat ayat-ayat dalam al-Qur’an yang menyebutkan mengenai sakit dan penyakit, antaranya firman Allah Ta‘ala:





Tafsirnya: Maka sesiapa di antara kamu sakit, atau terdapat sesuatu yang menyakiti di kepalanya (lalu ia mencukur rambutnya), hendaklah ia membayar fidyah iaitu berpuasa, atau bersedekah, atau menyembelih Dam.

(Surah al-Baqarah: ayat 196)



Tafsirnya: Dan (ingatkanlah peristiwa) hamba Kami: Nabi Ayyub, ketika dia berdoa merayu kepada Tuhannya dengan berkata: “Sesungguhnya aku diganggu oleh Syaitan dengan (hasutannya dan semasa aku ditimpa) kesusahan dan azab seksa (penyakit).”



(Maka Kami kabulkan permohonannya serta Kami perintahkan kepadanya): “Hentakkanlah (bumi) dengan kakimu”, (setelah dia melakukannya maka terpancarlah air, lalu Kami berfirman kepadanya): “Ini ialah air sejuk untuk mandi dan untuk minum (bagi menyembuhkan penyakitmu zahir dan batin).”

(Surah Shaad: ayat 41-42)



Tafsirnya: Dalam hati mereka (golongan yang munafik itu) terdapat penyakit (syak dan hasad dengki), maka Allah tambahkan lagi penyakit itu kepada mereka.

(Surah al-Baqarah: ayat 10)



Maka berdasarkan ayat-ayat di atas, antara jenis penyakit itu adalah penyakit jasmani dan rohani. Adapun penyakit jasmani (zahir) ialah penyakit yang dihidapi oleh manusia pada tubuh badannya seperti demam, sakit kepala, sakit perut dan sebagainya. Manakala penyakit rohani (batin) ialah penyakit dalaman yang berkaitan dengan roh atau jiwa seperti penyakit hati yang membawa kepada maksiat seperti hasad dengki, cemburu, tamak dan lain-lain.



Di samping itu, seseorang itu juga tidak terkecuali daripada mengalami perasaan duka nestapa, dukacita, gundah gulana, kesedihan, was-was dan lain-lain yang berkaitan dengan perasaan.



1. Sakit Merupakan Salah Satu Bentuk Ujian


Sesetengah individu mungkin menyempitkan skop ujian dan dugaan itu sebagai perkara-perkara yang negatif dan yang menyedihkan sahaja. Lalu dia hanya mengkategorikan ujian itu seperti ditimpa penyakit, kesusahan, kesedihan, kemiskinan, kematian, kemalangan, kesempitan, kegagalan dan seumpamanya. Sebenarnya tidak demikian. Ujian itu meliputi semua aspek kehidupan sama ada sesuatu yang baik atau sebaliknya seperti kesihatan atau kesakitan, kebaikan atau keburukan, kegembiraan atau kesedihan, kejayaan atau kegagalan, kemiskinan atau kekayaan.



Allah Ta‘ala dalam firmanNya telah menyatakan bahawa ujian, cubaan dan dugaan itu datang dalam pelbagai bentuk:

Tafsirnya: Dan kami menguji kamu dengan kesusahan dan kesenangan sebagai cubaan; dan kepada Kamilah kamu semua akan dikembalikan.

(Surah al-Anbiya’: ayat 35)



Firman Nya lagi:
Tafsirnya: Demi sesungguhnya! Kami akan menguji kamu dengan sedikit perasaan takut (kepada musuh) dan (dengan merasai) kelaparan, dan (dengan berlakunya) kekurangan dari harta benda dan jiwa serta hasil tanaman. Dan berilah khabar gembira kepada orang-orang yang sabar.

(Surah al-Baqarah: ayat 155)


2. Sebagai Kaffarah (Penebus Dosa)

Allah Ta‘ala menjadikan cubaan dan ujian di dunia ini, samada dalam bentuk sakit, dukacita, kesedihan atau selainnya adalah salah satu cara untuk menghapuskan dosa seseorang itu. Adapun setelah menerima pembalasan di dunia, maka pembalasan itu adalah kaffarah, iaitu penebus bagi dosa tersebut. Terdapat banyak hadis yang menyatakan perkara ini dan antaranya ialah:

  • Daripada Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu mengatakan apabila diturunkan ayat 123 dari Surah an-Nisaa’ di atas, kami (orang-orang Islam) merasa sangat sedih. Lalu Baginda Shallallahu ‘alaihi wasallam pun bersabda:

Maksudnya: Bersederhanalah (jangan terlalu berlebih-lebihan atau terlalu lalai) dan berusahalah melakukan (perkara) yang benar. Maka pada setiap musibah yang menimpa seorang muslim merupakan suatu kaffarah. Sekalipun (musibah itu berupa) bencana yang menimpanya atau duri yang menyucuknya.

(Hadis riwayat Muslim)

Antara bentuk musibah yang dimaksudkan dalam hadis di atas adalah seperti seseorang terjatuh atau terhantuk kakinya yang menyebabkan jari-jari kakinya sakit atau cedera.

  • Hadis yang diriwayatkan daripada Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu bahawa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

Maksudnya: “Seorang muslim itu tidak ditimpa sesesuatu dari keletihan, penyakit, masalah (kebingungan), kesedihan (kerana kehilangan sesuatu), kesengsaraan dan duka cita sehinggakan (kepada) duri yang menusuknya (menyakitinya), kecuali Allah menghapuskan (mengampunkan) dengan semua itu daripada dosa-dosanya.”

(Hadis riwayat al-Bukhari)

  • Dalam hadis yang lain pula:

Maksudnya: “Sesungguhnya seorang mukmin itu jika ditimpa penyakit, kemudian disembuhkan oleh Allah daripadanya (penyakit tersebut), maka ia (penyakit itu) menjadi kaffarah bagi dosa-dosanya yang telah lalu dan menjadi peringatan baginya untuk masa depannya. Sedang seorang munafik, apabila dia sakit lalu disembuhkan, maka dia seperti unta yang ditambat oleh pemiliknya, lalu mereka melepaskannya. Dia (orang munafik itu) tidak tahu mengapa dia ditambat dan dia tidak tahu mengapa dia dilepaskan.”

(Hadis riwayat Abu Daud)

Maka seorang mukmin apabila sembuh dari sakitnya, akan menjadikan sakitnya itu sebagai peringatan dan dia mengetahui bahawa penyakitnya itu adalah akibat atau balasan dari dosa-dosanya yang telah lalu. Kemudian dia menjadikannya sebagai iktibar dan pengajaran. Dia tidak akan mengulangi perbuatan dosa yang telah dilakukannya. Maka ujian sakit itu seterusnya menghapuskan dosanya sebagai kaffarah.

Berlainan orang munafik, apabila ditimpa penyakit dia tidak menjadikannya sebagai peringatan dan dia tidak pula bertaubat. Bahkan sakitnya itu tidak memberi faedah pada dirinya samada di masa yang lalu atau masa yang akan datang.

3. Diberikan Ganjaran

Para Rasul dan Nabi adalah ma‘shum (terpelihara daripada melakukan segala jenis dosa). Maka antara sebab mereka ditimpa dengan ujian sakit bukanlah sebagai balasan dari dosa yang dilakukan, akan tetapi untuk meninggikan lagi martabat dan kedudukan mereka.

Imam an-Nawawi Rahimahullah seterusnya menerangkan bahawa ulama berkata: “Hikmah para nabi lebih berat ditimpa dugaan, kemudian mereka yang di bawah taraf para nabi dan seterusnya mereka yang di bawahnya lagi, adalah kerana mereka telah dikhususkan dengan kesabaran yang sempurna, ketelusan penyerahan diri kepada Allah dan dengan pengetahuan bahawa semua itu adalah nikmat daripada Allah Ta‘ala untuk disempurnakan bagi mereka kebaikan yang selayaknya, menggandakan bagi mereka ganjaran pahala dan (bagi mereka) menzahirkan kesabaran dan keredhaan mereka.”

Adapun bagi seorang mukmin, perkara yang sama juga boleh dicapai. Ini berdasarkan beberapa hadis Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam antaranya ialah:

  • Hadis yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah Radhiallahu ‘anha Baginda Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:


Maksudnya: “Tiadalah seseorang mukmin yang tertusuk duri atau lebih dari itu melainkan Allah mengangkat satu darjat (dengan tertusuk duri itu) atau menghapuskan daripadanya satu kesalahan.”

(Hadis riwayat Muslim)

  • Dalam sebuah hadis qudsi daripada Abu Hurairah Radhiallahu ‘ahnu yang dimarfu‘kan kepada Baginda Shallallahu ‘alaihi wasallam:

Maksudnya: “Allah Azza wajalla berfirman: “Sesiapa yang Aku hilangkan kedua matanya lalu dia sabar dan mengharapkan pahala, nescaya Aku tidak suka baginya pahala selain syurga.

(Hadis riwayat at-Tirmidzi)

  • Dalam satu riwayat daripada Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu bahawa seorang perempuan telah mengadu kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengenai penyakit yang dideritainya. Menurut hadis tersebut, perempuan itu akhirnya memilih untuk bersabar sahaja dengan keadaanya agar dia memperolehi ganjaran yang lebih besar dengan bersabar. Perempuan itu berkata:

Maksudnya: “Wahai Rasulullah! Berdoalah kepada Allah agar menyembuhkanku.”

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jika engkau mahu, aku akan berdoa kepada Allah bagimu, maka Allah akan menyembuhkanmu. Dan jika engkau mahu, maka bersabarlah dan (semoga) tiada hisab ke atasmu.”

Perempuan itu pun berkata: “Pasti aku akan (memilih untuk) bersabar dan (semoga) tiada hisab ke atasku.”

(Hadis riwayat Ibnu Hibban)

Penutup

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahawa sakit atau penyakit, termasuk musibah yang lain, bagi para nabi merupakan ujian-ujian yang akan menambah atau mengangkat martabat mereka. Namun bagi yang selain mereka itu, ia merupakan salah satu bentuk ujian atau sebagai balasan terhadap dosa yang dilakukan di dunia. Maka jika ia dihadapi dengan sabar dan redha, pahala dan ganjaran yang lebih baik daripada Allah Subhanahu wa Ta‘ala akan mereka terima. Kesalahan atau dosa-dosa yang dilakukannya itu akan terhapus, malahan akan mengangkat martabat mereka. Di samping itu juga, ujian dan cubaan yang dihadapi itu adalah sebagai iktibar dan peringatan.

Adapun penyakit rohani yang membawa kepada maksiat dan dosa seperti syak wasangka, hasad dengki, tamak haloba, cemburu dan selainnya, ianya tidak akan membawa apa-apa kelebihan dan ganjaran melainkan kerugian dan dosa jua.

Saturday, March 21, 2009

Makmum masbuk,muwafiq

Makmum itu ada dua macam, iaitu masbuk dan Muwafiq. Makmum masbuk ialah yang tidak sempat mengikuti imamnya kerana tidak mempunyai waktu yang cukup untuk dapat digunakan membaca Fatihah, makmum muwafiq ialah yang mempunyai cukup waktu mengikuti imamnya untuk menyelesaikan bacaan Fatihah.

Keadaan makmum masbuq itu ialah:

1.Apabila sempat mengikuti imamnya ketika imam sedang meruku’, maka wajib terus ruku’ berserta imam dan Al-Fatihah gugur untuknya dan sudah dapat dihitung satu , jikalau ruku’nya itu dapat berthuma’ninah berserta imam.

2.Apabila sempat mengikuti imam ketika imam itu masih sedang berdiri, tetapi imam tadi terus ruku’ sebelum makmum itu selesai Fatihahnya, maka makmum itu wajib terus ruku’, jikalau ia di saat itu tidak sedang membaca doa iftitah atau ta’awwudz. Jadi kekurangan Fatihahnya yang belum sempat diselesaikannya itu menjadi gugur untuknya.

3.Apabila sempat mengikuti imam sewaktu imam itu masih sedang berdiri dan makmum itu sedang membaca doa iftitah atau ta’awwudz, tiba-tiba imam ruku’ sebelum makmum tadi menyelesaikan Fatihahnya. Dalam keadaan sedemikian ini makmum wajiblah membelakang sementara waktu yang dapat digunakan untuk menyelesaikan bacaan doa iftitah atau ta’awwudznya. Selanjutnya apabila makmum itu mempunyai kesempatan mengikuti imamnya dalam ruku’, maka dianggaplah satu rakaat untuknya, tetapi kalau imam itu sudah i’tidal sebelum makmum itu ruku’, maka dianggaplah bahawa makmum tadi sudah terlambat satu rakaat. Adapun kalau imam itu sudah bersujud sebelum selesainya makmum itu membaca, maka batallah shalatnya.

Adapun hukumnya makmum muwafiq ialah:

1. Makmum wajib menyempurnakan Fatihahnya. Jikalau imam itu ruku’ sebelum makmum menyelesaikan Fatihahnya, wajiblah makmum membelakang sebentar untuk menyempurnakan Fatihahnya itu.

2. Apabila makmum itu membelakang dari imamnya kerana perlu membaca Fatihah, maka ia boleh membelakang sampai hitungan tiga rukun, jikalau ada uzur sebagaimana di bawah ini:

(a) Apabila makmum muwafiq itu memang lambat membacanya yakni tidak dapat bersegera menyelesaikannya dan bukan kerana was-was dalam bacaannya, padahal imamnya sedang dalam membacanya yakni tidak terlampau cepat atau perlahan.

(b) Apabila makmum itu terlupa dalam membaca Fatihah dan ingat sebelum ruku’ berserta imamnya. Maka jikalau ingatnya itu sesudah ruku’nya imam, makmum tersebut tidak perlu membaca Fatihah, tetapi wajib terus mengikuti imamnya sehingga salam.

(c) Apabila makmum sedang membaca doa iftitah atau ta’awwudz dan mempunyai sangkaan bahawa ia akan mempunyai kesempatan waktu untuk mengikuti imamnya untuk membaca Fatihah, tiba-tiba kesempatan itu tidak ada. Jadi persangkaannya salah. Dalam hal ini, jika makmum itu nyata sudah terlambat dan tidak sempat mengikuti imamnya untuk melakukan ruku’, maka dianggaplah ia terlambat satu rakaat dan ini wajib disempurnakan (yakni yang satu rakaat tadi) setelah selesai salamnya imam.

sumber: Tarbiyyah Bersistematik Edisi 3 (insyaAllah, akan diterangkan lagi dalam usrah minggu hadapan)

Friday, March 13, 2009

For You and Me

When the world was full of darkness and opression,
He worshipped his One Lord in seclusion,
Away from all idols, away from all deity,
In Cave Hiraa' he was chosen....FOR YOU AND ME.

As he propagated the Message True,
Not many believed him but a few,
He faced torture, persecution and agony,
Yet he endured it......FOR YOU AND ME.

They mocked him, they cursed him, a madman they called him,
With money they even tried to buy him,
They threw on him intestines and garbage so filthy,
But he patiently persisted.....FOR YOU AND ME.

A heart full of hope, he turned to another place,
Maybe they will believe in him; his was a familiar face,
But they stoned him, and pelted him with debris,
At Taif, he bled.......FOR YOU AND ME.

Such atrocity! The Heavens shock, the Earth cried,
He could have easily had them destroyed,
Yet he forgave them. If he didn't, we wouldn't be
For they were the ancestors.....FOR YOU AND ME.

In the Night of Israa', his Lord honored him,
Up to Seven Heavens He called him,
When the Order came for Prayes Fifty,
Ya Rabb, five. He pleaded......FOR YOU AND ME.

For thirteen years he spread Islam,
Teaching them the basic of Iman,
Yet they didn't understand; their hearts were empty,
So to Madinah he migrated......FOR YOU AND ME.

They tried to stop him, but his Message was unstoppable,
They tried to suppress him, but the Truth was inevitable,
He brought to the world, peace and equality,
He spread the LIGHT....FOR YOU AND ME.

He was truthful, upright, kind and compassionate,
He was humble, noble, brave and so gallant,
Kindness was his message even to his enemy,
Such was his teaching.....FOR YOU AND ME.

He was Allah's Beloved, his sins were forgiven,
But he worshipped all night till his feet were swollen,
Not for his own self concerned was he,
He prayed all night....FOR YOU AND ME.

It was his Ummah that was the cause of his worry,
His eyes would turn red, his beard so teary,
Our Hereafter was his anxiety,
He shed his tears......FOR YOU AND ME.

His was the perfect example,
Quran was his character, so noble was his sample,
He was sent to all creation as a mercy,
He is the Best.....FOR YOU AND ME.

If we follow his sunnah, uphold his way,
We will succeed surely on that Day,
No more tiredness, no more thirsty,
He will wait at Kauthar.....FOR YOU AND ME.

When all other Prophets will turn away,
Ummati..ummati..is what he will say,
"Forgive them, ya Allah!", will be his plea,
He will intercede....FOR YOU AND ME.

And now they try, as they tried once before,
To defame and slander him, but one thing's for sure,
THEY WILL NEVER EVER SUCCEED, FOR UNDOUBTEDLY,
He is the highest with the Almighty.

Look at what he did for you, look how much he loved you.
The big question is: what are YOU going to do?

Stand up and defend him, ya ummati!

The time is NOW.....FOR YOU AND ME.

But don't lose perspective, in a moment of passion,
Remember to behave in an Islamic fashion,
Don't respond to evil with violence and cruelty,
That's what he said.....FOR YOU AND ME.

Ya Rasulullah..we miss u so much.....